Selasa, 09 Juli 2013

Informasi Tentang Pulau Dewata


Bali membentang dari ujung Barat hingga ujung Timur sepanjang kurang-lebih 153 kilometer dan dari Utara ke Selatan sepanjang kurang-lebih 112 km. Menurut data dari BPS Bali per 2012, pulau yang memiliki luas wilayah 5,780.06 kilometer persegi ini dihuni oleh 4.22 juta jiwa, dengan kepadatan rata-rata 730 jiwa per satu kilometer persegi.

Dari total 4.22 juta penduduk, 89% suku Bali, 7% suku Jawa, 1% disebut Bali Aga, dan 1% suku Madura. Dan ada sekitar 30 ribu orang warga negara asing (WNA) yang menetap di Bali hingga akhir 2012. Dalam hal agama/kepercayaan yang dianut, 92.29% penduduk Bali adalah penganut Hindu, 5.69% Muslim, 1.38% Katolik dan Kristen, serta 0.64% penganut Budha.

Ada 3 macam bahasa yang digunakan di Bali. Penggunaan Bahasa Bali lebih banyak mendominasi di wilayah-wilayah pedesaan dan pinggiran. Di perkotaan (seperti Denpasar) dan daerah wisata (seperti Kuta, Seminyak, dan Nusa Dua) penduduknya lebih banyak menggunakan Bahasa Indonessia. Bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kawasan wisata, adalah Bahasa Inggris, disusul dengan Jepang, Perancis, Spanyol dan Italia.

Mata pencaharian penduduk Bali saat ini mayoritas berhubungan dengan sektor pariwisata, dagang, pertanian/perkebunan, pengerajin, pekerja seni dan pegawai pemerintah. Bali juga dikenal sebagai pulau dimana penduduknya sangat kuat memegang adat/tradisi, seni dan budaya.

Itulah gambaran umum tentang Bali yang lumrah diketahui. Adakah hal lain yang belum banyak diketahui? Jawabannya: Banyak. Namun POPBALI memilih 10 hal saja.

kapan bali di tempati?

Bali diperkirakan telah dihuni sejak tahun 2000 Sebelum Masehi oleh golongan atau ras Austronesia, orang-orang yang bermigrasi dari daratan India dan Cina. Sebuah prasasti batu yang menunjukan tahun itu ditemukan di Desa Cekik, Jembrana (Bali Barat).

Dari budaya dan bahasa yang digunakan pada saat itu, para ahli purbakala dan antropolog berkesimpulan bahwa orang Bali memiliki kedekatan dengan orang-orang yang menghuni wilayah lainnya di Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh seperti: orang Indonesia lainnya, orang Malaysia, Singapura dan Filipina.


Kapan nama bali di gunakan?

Nama “Bali Dwipa” (=Pulau Bali) disebutkan di beberapa prasasti dan plakat, salahsatunya prasasti Blanjong yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa tahun 914 dan menyebutkan kata “Walidwipa” yang artinya “Pulau Bali”.

Disebutkan juga bahwa pada masa inilah sistim pengairan tradisional “Subak” mulai diterapkan di Bali. Saat ini subak telah diakui sebagai salahsatu “Warisan Budaya” dunia (world’s heritage) oleh UNESCO, badan PBB yang membidangi pendidikan dan kebudayaan. (Ref: “Cultural Landscape of Bali Province”, UNESCO, 2012)

Kapan Orang Bule Pertama Kali Datang?
Kedatangan orang barat (asing) ke Bali untuk pertamakalinya diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Dewa Agung tahun 1585 saat mana sebuah kapal laut berbendera Portugis mendarat di Bukit.

Pada tahun 1597 seorang penjelajah Belanda bernama Cornelis de Houtman tiba di Bali, yang kemudian berlanjut menjadi penjajahan Hindia Belanda dengan VOC-nya (1602) di seluruh wilayah Nusantara.

Kendali politik dan ekonomi Belanda terhadap Bali dimulai sejak 1840, masuk mulai dari wilayah Utara (sekarang Buleleng) menuju ke daerah Selatan dimana perang saudara antara kerajaan-kerajaan di Bali Selatan sedang berkecamuk.

Kapan Bali Jadi Destinasi Wisata International?

Meskipun kunjungan orang asing ke Bali sudah terjadi sejak 1585, pariwisata belum terjadi pada saat itu. Kedatangan mereka semata-mata untuk berdagang yang berlanjut menjadi kolonialisme atau penjajahan—mulai dari jaman portugis dilanjutkan dengan Belanda dan Jepang.

Hingga antropolog Margaret Mead-Gregory Bateson, 2 orang seniman Miguel Covarrubias-Walter Spies, dan seorang musikus Colin McPhee mempublikasikan karya-karyanya yang menggambarkan tentang Bali sebagai “pesona estetika dari tanah yang berdamai dengan dirinya sendiri dan alam” di tahun 1930-an.

Publikasi merekalah yang pertamakali membuat wisatawan internasional tergugah dan penasaran ingin melihat Pulau Bali.

Sejak saat itu Bali dikunjungi oleh wisatawan internasional. Sejak saat itu Bali menggeliat menjadi destinasi wisata yang selalu dibanjiri turis setiap tahunnya

Kapan Tragedi Besar Di Bali?

Sebelum moncer seperti saat ini, Bali pernah melewati masa-masa suramnya, saat mana ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal dan terbunuh oleh peristiwa tragis yang dicatat oleh sejarah.

Tragedi pertama terjadi di tahun 1963 ketika gunung tertinggi di Bali, yakni Gunung Agung, memuntahkan lahar panas dan lahar diingin yang abunya menyebar dari ujung Timur hingga Barat pulau.

Disamping kehilangan rumah, mereka juga kehilangan lahan garapan. Kondisi itu membuat ribuan penduduk Karangasem terpaksa mengungsi ke kabupaten-kabupaten lain, bahkan hingga ke luar Pulau.

Di masa pemerintahan Orde Baru, penduduk Bali yang kehilangan tempat tinggal dan lahan ditransmigrasikan ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sejak saat itu orang Bali yang aslinya bukan tipe perantau banyak yang mulai hidup di luar Bali, utamanya di daerah-daerah transmigrasi.

Fauna Di Bali Apa Saja?

Setidaknya sampai awal abad ke-20, fauna yang hidup di pulau Bali bukan hanya “Jalak Bali”, melainkan bermacam-macam, termasuk mamalia besar seperti Banteng, Macan Tutul dan Macan Kumbang.

Sampai saat ini Banteng Bali masih ada, namun bukan jenis liar, melainkan jenis banteng jinak yang dijadikan hewan peliharaan oleh masyarakat Bali yang sebagiannya masih bertani.

Macan Kumbang dan Macan Tutul kini telah punah. Menurut “IUCN Red List of Threatened Species” sisa macan terakhir tertembak di tahun 1937. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa spesies jenis lainnya masih ada hingga tahun 1940-1950-an.