Senin, 08 Juli 2013

Bali Primitive Tour





Bagi kamu yang ingin menikmati nuansa asli alam Bali dengan kebudayaan yang masih terpelihara sampai saat ini, mari bergabung dengan program tour yang kami tawarkan berkunjung ke Desa Tradisional Trunyan.
Desa Trunyan adalah desa yang terletak di tepi Danau Batur berdampingan dengan Gunung Batur (1.717 M) yang berada di Kec. Kintamani, Kab. Bangli dengan ketinggian ± 1.038 Mt dari permukaan laut. Desa Trunyan mempunyai sejarah yang unik. Sejarah Desa Trunyan telah tercatat sejak dimulainya Sejarah Bali Kuno pada abad 10 M. Nama TRUNYAN menurut etimologinya berasal dari kata TARU MENYAN yaitu nama sebatang pohon kayu yang mempunyai bau yang sangat harum.
Berangkat dari hotel menuju ke Kintamani dan setibanya di sana langsung berganti kendaraan untuk menuju Desa Tradisional Trunyan ( lewat jalur darat ) untuk melihat sistem pertanian tradisional, kuburan bayi ( rare ) serta kuburan suci ( wayah ) dan melihat mayat yang tidak di kubur tapi di taruh di atas tanah tanpa mengeluarkan aroma bau bangkai.
Setelah dari Desa Trunyan langsung menuju pemandian air panas yang ada di kawasan Toya Bungkah dan makan siang di lokal restauran dan selanjutnya menuju Tirtha Empul Tampaksiring dan kembali ke hotel.

HARGA PAKET :  Rp. 970.000 / orang, min. 2 orang

Harga sudah termasuk :
- Transportasi AC, rute htl ke Kintamani dan Trunyan
- Lunch di Toya Bungkah
- Guide
- Tiket objek wisata
Untuk info lebih lengkap klik disini

Alternatif Hotel Murah Di Bali

 kamu yang ingin berlibur ke Bali dan nginap ke Kuta area namun punya dana yang terbatas, ada alternatif yang lain yaitu pilihlah hotel atau penginapan yang berada di Denpasar area karena jarak antara Denpasar dan Kuta tidak begitu jauh kira – kira 17 km saja.
Berikut hotel atau penginapan yang menjadi pilihan kalian :

ADINDA HOTEL, Jl. Karna – Denpasar :
standard room ac : Rp. 250.000/room/night
superior room ac : Rp. 350.000/room/night
fasilitas kamar ac dan harga termasuk makan pagi.
NIKKI HOTEL, Jl. Gatot Subroto – Denpasar :
standard room ac : Rp. 320.000/room/night
superior room ac : Rp. 350.000/room/night
fasilitas kamar ac, ada kolam renang, harga sudah termasuk makan pagi
NIRWANA SUITE, Jl. Tukad Pakerisan – Denpasar :
superior room ac : Rp. 330.000/room/night
deluxe room ac : Rp. 370.000/room/night
fasilitas kamar ac, harga termasuk makan pagi
PURI AYU HOTEL, Jl. Jend. Sudirman – Denpasar :
deluxe room ac : Rp. 450.000/room/night
fasilitas kamar ac, kolam renang, hot spot, harga termasuk makan pagi
TAMAN SUCI HOTEL, Jl. Imam Bonjol – Denpasar :
superior room ac : Rp. 280.000/room/night
fasiliatas kamar ac, harga termasuk makan pagi
PURI NUSA INDAH 3, Jl. Waribang – Denpasar :
standard room ac : Rp. 180.000/room/night ( bisa isi 4 orang )
suite room ac : Rp. 250.000/room/night ( bisa isi 4 orang )
fasilitas kamar ac, harga belum termasuk makan pagi
GRIYA TAMAN SARI HOTEL, Jl. Cargo – Denpasar :
standard ac : Rp. 200.000/room/night ( bisa isi 4 orang )
fasilitas kamar non ac dan ac, harga tidak termasuk makan pagi
VIKING HOTEL, Jl. Diponegoro – Denpasar :
standard ac : Rp. 250.000/room/night ( bisa isi 4 orang )
standard non ac : Rp. 100.000/room/night ( bisa isi 4 orang )
fasilitas kamar non ac dan ac, harga tidak termasuk makan pagi, area di pusat perbelanjaan
Untuk Info lebih lengkap silahkan klik disini

Tip & Informasi Obyek Wisata Bali

Bali memang pulau yang memberi sejuta eksotisme bagi turis yang menginjakkan kakinya di pulau mungil ini. Selain seni dan budaya yang unik, juga panorama alam, pantai dan pegunungan tang membawa kenangan indah selama hidup. Belum lagi hamparan sawah dan berlekuk ( rice terrace ) yang hijau memanjakan mata di tiap perjalanan menuju setiap objek wisata. Ketika menginjakkan kaki di Pulau Dewata banyak pilihan untuk berwisata sambil melihat atraksi seni budaya dan aktivitas kehidupan masyarakat pedesaan di pulau sejuta pura ini.
Berikut kami berikan panduan paket wisata regular yang lazim di gunakan oleh wisatawan asing dan wisatawana domestik :

1. GWK dan Uluwatu
Paket wisata yang ini di mulai bisa pada pagi hari atau sore hari, disesuaikan dengan keinginan anda, dan objek wisata yang di kunjungi adalah : Pantai Tanjung Benoa, Garuda Wisnu Kencana, Pura Uluwatu serta aktivitas shopping di Pabrik kata-kata JOGER.
2. Tanah Lot Sunset
Biasanya tour ini diambil pada sore hari yang di khususkan untuk wisatawan yang ingin menyaksikan sunset di Pura Tanah Lot. Terbenamnya matahari di batas garis laut dipadu dengan keunikan Pura Tanah Lot yang berada di tengah laut menjadikan Tanah Lot sebagai salah satu tujuan wisata terfavorit di Bali. Biasanya paket ini di kombinasikan dengan tempat wisata lainnya yang tak kalah menarik yaitu : Pura Taman Ayun dan Alas Kedaton.
3. Denpasar The Capital City Tour
Paket wisata ini dikenal dengan “City Tour” ini merupakan salah satu alternatif pilihan untuk tour setengah hari dan objek wisata yang dikunjungi adalah : Pasar Tradisional Kumbasari/Badung. Di pasar ini tersedia berbagai macam kebutuhan sehari-hari dari buah-buahan, sayur-mayur, makanan/minuman sampai dengan pakaian dan perlengkapan sembahyang. Dari Kumbasari dilanjutkan menuju Museum Bali yang didirikan pada tahun 1932 dan memiliki berbagai macam koleksi seperti benda arkeologi, berbagai jenis topeng, barang kerajinan, lukisan dan juga ilustrasi berbagai arsitektur bangunan di Bali dan lapangan Puputan Badung.
Perjalanan di lanjutkan ke monumen perjuangan rakyat Bali – Bajra Sandhi Monumen di Niti Mandala Renon.

Punya rencana berlibur ke bali?silahkan klik disini

Bermalam Di Tengah Sawah,Mau Coba?

Perjalanan wisata bertemakan kembali ke alam atau back to nature memang tidak akan pernah membosankan. Hal itu akan kita jumpai bila berlibur di Pulau Dewata, Bali. Desa Campuhan namanya, terletak di wilayah Ubud, salah satu pusat wisata Bali yang sangat terkenal dengan ukiran dan lukisannya. Satu setengah jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai atau satu jam perjalanan dari Terminal Bus Antar Kota Ubung Denpasar, dengan mencarter kendaraan, maka kita akan sampai di desa yang tenang dan sejuk ini. 
 
 
 Jalan yang berkelok-kelok, sesekali dengan kelokan tajam dan hamparan sawah bersusun menghijau di kejauhan akan menyambut kedatangan kita di Ubud ini. Jalan menurun dan menyeberangi Sungai Campuhan. Lembah ini menjadi ilham tersendiri bagi seorang Antonio Blanco di hampir setiap karya lukisnya. Lokasi ini sering dimanfaatkan oleh turis lokal dan mancanegara untuk berfoto dengan latar belakang rumah sang maestro lukis. Rumah yang berdiri di pinggiran sungai dengan air yang mengalir jernih.
Selepas jembatan Campuhan ini, maka akan mulai terasa denyut nadi sebuah daerah wisata yang sangat terkenal.
Jalan raya Ubud sepanjang dua kilometer dengan sedikit membelah bukit terasa sesak dengan kehadiran puluhan toko dan galeri yang menjajakan beraneka pernik-pernik khas Bali dan Ubud. Puas menikmati pemandangan tadi, maka sampailah kita di salah satu penginapan yang banyak terdapat di Ubud.
Letaknya di dekat persawahan menjadi ciri khas dari Puri Bayu, begitu nama penginapan tersebut. Puri Bayu dengan suasana kampungnya, terasa kontras dengan kehadiran puluhan toko dan galeri yang cenderung meriah dan ramai.

Penginapan ini memiliki tiga buah vila berlantai dua dengan kamar antara tiga hingga empat kamar untuk tiap vila. Sebenarnya ada beberapa penginapan yang berada di sekitar persawahan desa Campuhan ini, namun Puri Bayu sedikit berbeda.
Begitu kita memasuki Puri Bayu, maka suasana back to nature akan segera menyergap kita. Halaman depan vila yang langsung menghadap persawahan hanya dibatasi oleh pematang sawah.
Sebuah sungai kecil berair jernih mengalir persis di beranda lantai satu menjadi kelebihan tempat ini. Ciri khas Bali pun tampak pada bangunan kecil untuk persembahyangan yang terletak di sudut tiap vila.
Paduan gaya arsitektur tradisional setempat dan modern kental terasa di tempat ini. Lukisan pemandangan alam ditambah furniture kayu era tahun 30-an menjadi pelengkap penginapan ini. Melongok ke lantai dua kita hanya akan menjumpai satu buah kamar besar dengan beranda yang juga menghadap ke sawah. Lantai kayu di lantai dua kamar ini digunakan mengingat daerah Ubud merupakan daerah yang sejuk seperti halnya Puncak di Jawa Barat.
Uniknya kamar mandi di lantai dua yang menyatu dengan kamar ini bernuansa open air alias tanpa penutup atap dengan dinding bata merah yang tidak berplester, dilengkapi tanaman hias dan rindangnya pohon kelapa yang ditanam di samping penginapan menjadi pengganti atap kamar mandi. Nuansa bata merah yang diperhalus dan tanpa plester semen di semua sudut inilah yang menghiasi bangunan vila.
Jangan khawatir diintip orang selagi kita mandi. Selain tempat ini jauh dari keramaian, tujuh ekor anjing ras Bali yang terkenal galak menjadi penjaga penginapan ini. Jadi Anda bisa leluasa mandi tanpa diintip sambil menikmati semilir sejuknya angin yang masuk ke kamar mandi ini sambil berendam di dinginnya air.
Tanpa terasa sore pun menjelang. Ternyata penginapan ini juga menghadap ke arah matahari terbenam, Semburat warna merah di langit barat pertanda mentari akan masuk ke peraduan yang menjadi latar belakang pemandangan persawahan tak urung mengundang antusias turis-turis mancanegara yang juga menginap di Puri Bayu.
Mereka berebut mengabadikan peristiwa yang hanya berlangsung dalam hitungan menit ini dengan kamera masing-masing. Berkali-kali kilatan lampu mengiringi mentari kembali ke peraduannya.
Tiba-tiba saja langit yang menjelang gelap menjadi bertambah gelap dengan melintasnya ratusan burung dari berbagai jenis ke sarangnya tak jauh dari Puri Bayu. Sungguh suatu permandangan yang elok.
Suasana malam adalah suasana yang paling ditunggu bila kita menginap di tempat ini. Konser musik alam mungkin adalah kalimat yang paling cocok untuk melukiskan riuhnya suasana malam dengan tingkah suara binatang-binatang yang hanya hidup di malam hari.
Teriakan si kodok dan jangkrik yang saling bersahutan diselingi gemericik air yang mengalir dari sungai kecil di depan vila menjadi hiburan tersendiri.
Belum lengkap rasanya tanpa kehadiran si kunang-kunang yang malam itu muncul dari persawahan dalam jumlah besar seolah menggenapi kemeriahan kecil yang sedang berlangsung.
Lamat-lamat di kejauhan terdengar dentuman musik yang berasal dari kafe-kafe di sepanjang jalan raya Ubud, tidak jauh dari Puri Bayu. Menurut penuturan Wayan, karyawan penginapan, tidak sedikit turis mancanegara yang minta disediakan lampu teplok di setiap kamarnya, meskipun penginapan ini dialiri listrik. Permintaan itu akan semakin bertambah, misalnya tidak boleh ada suara radio dan teve. Suasana temaram dengan lampu teplok ini diyakini para turis tadi mampu menambah romantisme yang sudah terbangun dengan kehadiran konser alam.
Wayan berkisah bahwa ada satu pengunjung tetap penginapannya yang berasal dari Jepang. Si Jepang yang di negaranya berprofesi sebagai pialang saham ini mempunyai kebiasaan unik, yaitu singgah seorang diri hanya untuk mendengarkan konser alam ini semalaman suntuk lengkap dengan kehadiran lampu teplok, meskipun untuk itu ia harus rela membayar sewa satu vila yang berkamar tiga yang perkamarnya bertarif US$ 115 semalam, untuk kemudian keesokan harinya kembali ke negara asalnya.
Malam semakin larut, dan konser alam tetap berlangsung sembari sesekali ditingkahi lolongan anjing di kejauhan. Dari arah persawahan sesekali terdengar teriakan riang beberapa turis bule yang mencoba menangkap kunang-kunang ditemani karyawan penginapan. Kesejukan udara malam yang menusuk tulang sangat terasa di lantai dua tempat saya berada. Kantuk pun mulai menyerang manakala waktu menunjuk pukul 01.00 dini hari. Jendela besar kamar sengaja tidak ditutup seluruhnya supaya udara malam tetap bisa saya rasakan masuk ke dalam kamar.
Kicauan pagi hari dari burung-bürung kecil yang masuk ke beranda kamar di lantai dua Puri Bayu membangunkan saya dari tidur. Tiga ekor perkutut besar tampak bertengger dengan tenangnya di sebuah dahan pohon tepat di depan kamar saya.
Mereka seolah tidak takut akan diganggu atau ditangkap. Bila saja perkutut-perkutut ini berada di Jakarta, pastilah mereka sudah meringkuk di sarang para pemburunya! Menurut Wayan yang pagi itu mengantarkan sarapan pagi, para pemuka adat di Ubud sudah bersepakat untuk melindungi hewan-hewan seperti burung perkutut ini.
Hukum adat akan segera berlaku untuk mereka yang menangkap dan memelihara jenis burung yang suaranya bagus ini. Pantas saja daerah Ubud juga dikenal sebagai surga bagi berbagai jenis burung.
Pemandangan sawah di pagi hari tampak indah. Meski diselimuti kabut tipis, beberapa petani sudah terlihat bekerja menemani padi yang masih berusia muda. Lagi-lagi Wayan bercerita, bahwa penginapannya pernah kedatangan satu keluarga dari Negeri Paman Sam yang sengaja menginap hanya untuk mengetahui siklus satu musim padi sejak mulai padi ditanam hingga panen!
Wayan juga menawarkan wisata lari pagi melintasi pematang sawah yang luas hingga menuju tepian Sungai Campuhan yang berjarak tiga ratus meter dari penginapan, sambil menangkap belut yang bersembunyi di lumpur persawahan.
Saat ini sudah banyak penginapan yang mengambil konsep seperti yang ada di Puri Bayu, meskipun untuk itu para pemilik penginapan tidak berani membeli tanah sawah sebab hamparan sawah yang menjadi pernandangan yang dijual oleh Puri Bayu, hingga saat ini masih dimiliki oleh satu keturunan raja di daerah Ubud tersebut.
Di balik itu semua perjalanan wisata ke daerah eksotik seperti Ubud dengan desa Campuhannya dan hamparan hijau sawah yang luas membentang, bisa menjadi pengalaman baru bagi Anda yang selama ini terbiasa melakukan perjalanan wisata ke daerah-daerah pantai bahkan ke luar negeri.
Wisata di alam persawahan seperti persawahan Campuhan dengan Puri Bayunya juga layak dipertimbangkan dalam daftar tempat honeymoon bagi pengantin baru. Selamat berlibur!

Mau mencobanya silahkan klik disini

Kuliner Di Bali

Nasi Jinggo

 Bagi kamu yang suka keluar malam di Bali ada makanan yang menurut saya cukup enak dan murah meriah, namanya nasi jinggo. Biasanya para pedagang buka mulai dari jam 19.00 ampe tengah malam dan harganya yang culup terjangkau dari harga Rp. 3.000

Nah ini cocok untuk di jadikan makan alternatif pada malam hari, nasi jinggo ini di bungkus dengan memakai daun pisang dan terdiri dari :
- 1 genggam nasi putih
- 1/2 genggam sambal
- mie tentunya
- beberapa suwir lauk ( ayam, ikan, sapi )
- beberapa helai sayur
- kacang dan potongan – potongan kecil tempe
Dulu makanan ini hanya di dapat di pasar pagi saja dan hanya di komsumsi oleh para pedagang saja, kalau dulu kita di tawarin nasi jinggo pasti pada ngak mau tapi sekarang beda !! nasi jinggo mulai ramai di minati sejak krismon melanda Indonesia tahun 1997 dan mulai saat itulah makanan ini menjadi makanan alternatif pada malam hari.

Jika anda berkunjung ke bali dan ingin merasakan Nasi Jinggo klik disini

Jadwal Pementasan Tari Bali

  Seni Tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.
Kesenian tari bagi masyarakat Bali memang tak bisa dipisahkan. Tarian Bali, seperti Legong, Janger, Baris, Kecak, adalah tarian yang disakralkan dan mengalami masa jaya pada tahun 1930.
Berikut merupakan jadual pertunjukkan tarian Bali yang di pentaskan :
Tari Barong
Suwung, Setiap Hari 09.30-10.30
Kesiman, Setiap Hari 09.30-10.30
Batubulan, Setiap Hari 09.30-10.30
Br Abasan Singapadu, Setiap Hari 09.30-10.30
Padang Galak, Setiap Hari 09.30-10.30
Tari Kecak
Uluwatu Temple, Setiap Hari 18.00-19.00
Padang TegalUbud, Setiap Hari 18.00-19.30
Desa Baha Mengwi, Sesuai Permintaan
Tari Kecak & Api
Boan Kangin Gianyar Setiap Senin
Rabu & Jumat: 18.00-19.30
Batu Bulan, Setiap Hari 18.30-21.00
Tari Legong
Peliatan Stage Peliatan, Setiap Jumat 18.30-19.30
Puri Dalem Puri Peliatan, Setiap Sabtu 18.30-19.30
Puri Peliatan – Ubud, Setiap Minggu 19.30-21.00
Puri Saren-Ubud, Setiap Minggu 19.30-21.00
Wayang Kulit
Oka Kartini Tebesaya Peliatan, Setiap Jumat 18.30-19.30
Tari Tektekan
(Puri Night: Tari dan Santap Malam Tradisional)
Puri Anyar Kerambitan Tabanan, Sesuai Permintaan
Leko & Drama Janger
Puri Anyar Kerambitan Tabanan, Sesuai Permintaan
Sendra Tari Bimanyu, Panca Arta Ubud, Setiap Kamis 20:00
Tari Gabor
Ubud Kelod Ubud, Setiap Kamis 19.30-20.30
Mahabaratha
Br.Teges- Peliatan, Setiap Selasa 18.30-20.00
Tari Raja Pala
Ubud Kelod Ubud, Setiap Selasa 19.30-20.00
Tari Calonarang
Hotel Menara Ubud, Setiap Jumat 20.00
Ramayana
Ubud Kelod, Ubud, Setiap Rabu 1930-21.00
Tari Kodok
Penjor Restaurant Sanur, Setiap Minggu 19.00
Parwa Ramayana
Hotel Menara Setiap Selasa
Ubud, Setiap Rabu 20.15
Tari Joget
Penjor Restaurant Sanur, Setiap Rabu 20.15
Tari Janger
Penjor Restaurant Sanur, Setiap Jumat 20.15
Tari Topeng
Penjor Restaurant Sanur, Setiap Sabtu 20.15
Tari Genjekan
Banjar Sangeh, Sesuai Permintaan
Pertunjukan Debus & Reptile
Werdhi Buana Mengwi Sesuiai Permintaan

Jika anda berkunjung ke bali dan ingin menyaksikan tari bali klik disini