Senin, 15 Juli 2013

Informasi Traking Di gunung Batur


Tak hanya Kuta, Sanur atau Ubud. Bali punya pilihan tempat wisata yang amat beragam. Karena itu, jika suatu kali anda bertandang ke Pulau Dewata, cobalah nikmati sesuatu yang lain. Bagaimana kalau mendaki Gunung Batur, cukup menantang? Kalau mendaki Gunung Batur telah dipilih sebagai tantangan terbaru anda di Pulau Bali, maka bersiaplah untuk begadang. Sebab, pendakian mesti dilakukan pada dini hari.

Tujuannya tak lain, agar anda bisa sampai di puncak saat fajar sehingga bisa menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dari puncak Gunung Batur. Seperti apa panoramanya? Sangat indah, pastinya.

Berkat promosi yang gencar, saat ini mendaki sudah menjadi maskot wisata Gunung Batur. Dan tak hanya mendaki ke puncak Gunung Batur, belakangan banyak pula wisatawan yang melakukan aktivitas tracking di kawasan itu. Tracking mereka lakukan dengan melingkari Danau Batur atau Kaldera Batur.

Karena itu, aktivitas ini dikenal dengan sebutan Kaldera Batur Tracking. Ini merupakan lokasi pendakian paling baru, yang jauh lebih menantang dibanding lokasi sebelumnya karena di sepanjang lokasi pendakian juga terdapat sejumlah objek wisata, seperti memanjat tebing dan pemakaman umat Hindu di Trunyan.

Gunung Batur terletak sekitar 64 kilometer sebelah timur laut Kota Denpasar, dan masuk dalam wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Ada beberapa versi tentang gunung itu dan kalderanya, namun beberapa sumber menyatakan bahwa Gunung Batur berasal dari gunung purba yang sangat besar dan sempat beberapa kali meletus, kemudian membentuk dua kaldera. Nah, Gunung Batur muncul di tengah kaldera itu. Gunung Batur sendiri sempat meletus pada 1849, 1888, 1904, 1927, 1963, 1968, 1974 dan 1994, dengan letusan terbesar pada 1927.

Saat ini, Kaldera Batur menjadi kawasan paling populer sebagai objek pendakian. Menurut catatan sejumlah pengusaha hotel di Toyabungkah, tempat dimulainya pendakian, dulu hampir semua wisatawan yang menginap di Toyabungkah melakukan pendakian ke Gunung Batur. Hanya sedikit saja (lima persen) saja yang tidak mendaki. Sementara kini, 90 persen wisatawan mendaki Kaldera Gunung Batur, hanya lima persen yang mendaki Gunung Batur, dan sisanya tidak mendaki.

Mendaki Gunung Batur, apa sih istimewanya? Begitu mungkin pertanyaan yang muncul di benak banyak orang. Menurut para turis asing yang sudah berkali-kali mendaki gunung ini, Gunung Batur punya sejumlah keistimewaan yang tak dimiliki banyak gunung lainnya, termasuk gunung yang ada di negeri mereka.

Gunung Batur sudah dikenal sejak lama sebagai tempat mendaki. Dulu, sekitar tahun 1980-an, para pelajar dan mahasiswa pecinta alam, kerap melakukan pendakian ke puncak gunung ini. Pada mulanya, para mahasiswa mendaki Gunung Batur di siang hari. Itu pun mereka lakukan sekadar hobi untuk mencari bunga edelweis sebagai oleh-oleh. Tapi kemudian, mereka 'ganti haluan' dengan mendaki Gunung Batur pada dini hari untuk menikmati indahnya sunrise.

Dulu wisatawan kerap merasa khawatir bakal kesulitan mendapatkan tempat menginap di Desa Toyabungkah. Kini, kekhawatiran itu tak perlu ada. Di sana, tersedia belasan hotel melati dengan fasilitas yang lumayan. Biaya sewa kamarnya lumayan murah, tak lebih dari Rp 200 ribu per malam dengan kamar yang bisa dihuni dua orang. Bagi anda yang menginginkan suasana yang 'alami', sewa saja tenda dari hotel setempat. Anda bisa mendirikan kemah di area hotel, yang memang menyediakan lokasi untuk berkemah.

''Biasanya wisatawan yang datang dengan grup, memilih menyewa tenda, karena mereka menginginkan suasana yang lebih alami,'' kata Arifin, karyawan salah satu penginapan di Toyabungkah. Menginap di Toyabungkah merupakan pilihan terbaik bagi wisatawan yang ingin mendaki puncak Gunung Batur. Setidaknya, wisatawan terlebih dahulu dapat beradaptasi dengan alam, terutama menyesuaikan diri dengan udara di kawasan Batur yang sejuk.

Enggan menginap di Toyabungkah? Boleh-boleh saja menginap di Denpasar atau tempat lain. Tapi, ini artinya anda akan membuang waktu, karena wisatawan harus bangun dini hari untuk menuju tempat pendakian. ''Kalau ada hambatan di jalan, kami akan terlambat mendaki dan tidak bisa melihat sunrise. Ini rugi sekali karena tidak bisa maksimal menikmati keindahan alam di Gunung Batur,'' kata Tria, karyawan Bank Indonesia Denpasar, yang belum lama ini mendaki Gunung Batur sekaligus menikmati panorama sunrise nan elok. Kapan anda menyusul? info traking klik disini

Selasa, 09 Juli 2013

Hari Besar Umat Hindu Bali



Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi dirayakan setiap tahun Baru Caka (pergantian tahun Caka). Yaitu pada hari Tilem Kesanga (IX) yang merupakan hari pesucian Dewa-Dewa yang berada di pusat samudera yang membawa inti sarining air hidup (Tirtha Amertha Kamandalu). Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap Dewa-Dewa tersebut.


Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, untuk menyucikan Bhuwana Alit (alam manusia) dan Bhuwana Agung (alam semesta). Rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi adalah sebagai berikut :

1. Tawur (Pecaruan), Pengrupukan, dan Melasti.

Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "panglong ping 14 sasih kesanga" umat Hindu melaksanakan upacara Butha Yadnya di perempatan jalan dan lingkungan rumah masing-masing, dengan mengambil salahg satu dari jenis-jenis "Caru" menurut kemampuannya. Bhuta Yadnya itu masing-masing bernama; Panca Sata (kecil), Panca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar).

Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisudha Bhuta Kala, dan segala 'leteh' (kotor), semoga sirna semuanya.

Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari; nasi manca warna (lima warna) berjumlah 9 tanding/paket, lauk pauknya ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Bhuta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Bhuta Raja, Bhuta Kala dan Bhatara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.

Setalah mecaru dilanjutkan dengan upacara pengerupukan, yaitu : menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesui, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.

Khusus di Bali, pada pengrupukan ini biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Bhuta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar.

Selanjutnya dilakukan Melasti yaitu menghanyutkan segala leteh (kotor) ke laut, serta menyucikan "pretima". DIlakukan di laut, karena laut (segara) dianggap sebagai sumber Tirtha Amertha (Dewa Ruci, dan Pemuteran Mandaragiri). Selambat-lambatnya pada Tilem sore, pelelastian sudah selesai.

2. Nyepi

Keesoka harinya, yaitu pada "panglong ping 15" (Tilem Kesanga), tibalah Hari Raya Nyepi. Pada hari ini dilakukan puasa/peberatan Nyepi yang disebut Catur Beratha Penyepian dan terdiri dari; amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Beratha ini dilakukan sejak sebelum matahari terbit.

Menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Misalnya seorang bayi yang akan beralih menjadi anak-anak (1 oton/6 bulan), lambang ini diwujudkan dengan 'matekep guwungan' (ditutup sangkat ayam). Wanita yang beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa (Ngeraja Sewala), upacaranya didahului dengan ngekep (dipingit).

Demikianlah untuk masa baru, ditempuh secara baru lahir, yaitu benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam caka/tahun barupun, dasar ini dipergunakan, sehingga ada masa amati geni.

Yang lebih penting dari dari pada perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), sesuai dengan Lontar Sundari Gama adalah memutihbersihkan hati sanubari, dan itu merupakan keharusan bagi umat Hindu.

Tiap orang berilmu (sang wruhing tatwa dnjana) melaksanakan; Bharata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadhi (menunggal kepada Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi), yang bertujuan kesucian lahir bathin).

Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu, sehingga akan mempunyai kesiapan bathin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan Hari Raya dengan berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan adalah sesuatu kebiasaan yang keliru dan mesti dirubah.

3. Ngembak Geni (Ngembak Api)

Terakhir dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah hari Ngembak Geni yang jatuh pada tangal ping pisan (1) sasih kedasa (X). Pada hari Inilah tahun baru Caka tersebut dimulai. Umat Hindu bersilahturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf memaafkan (ksama), satu sama lain.

Dengan suasana baru, kehidupan baru akan dimulai dengan hati putih bersih. Jadi kalau tahun masehi berakhir tiap tanggal 31 Desember dan tahun barunya dimulai 1 Januari, maka tahun Caka berakhir pada panglong ping limolas (15) sasih kedasa (X), dan tahun barunya dimulai tanggal 1 sasih kedasa (X).

Informasi tour murah klik disini

Sejarah Pariwisata Bali


Kalau pada zaman Romawi orang melakukan perjalanan wisata karena kebutuhan praktis, dambaan ingin tahu dan dorongan keagamaan, maka pada zaman Hindu di Nusantara / Indonesia khususnya di Bali telah terjadi pula perjalanan wisata karena dorongan keagamaan.

Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11 kemudian Dang Hyang Nirartha (Pedanda Sakti Wawu Rawuh) pada abad ke 16 datang ke Bali sebagai misi keagamaan dengan titik berat pada konsep Upacara.

Perjalanan wisata internasional di Bali telah dimulai pada permulaan abad 20 dimana sebelumnya bahwa Bali diketemukan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi (Cornellis de Houtman) dalam perjalanannya mengelilingi dunia untuk mencari rempah-rempah lalu sampai di Indonesia.

Dari Pulau Jawa misi tersebut berlayar menuju ke Timur dan dari kejauhan terlihatlah sebuah pulau yang merimbun. Dikiranya pulau tersebut menghasilkan rempah-rempah. Setelah mereka mendarat, mereka tidak menemukan rempah-rempah.

Hanya sebuah kehidupan dengan kebudayaannya yang menurut pandangan mereka sangat unik, tidak pernah dijumpai di tempat lain yang dikunjungi selama mereka mengelilingi dunia, alamnya sangat indah dan mempunyai magnet/daya tarik tersendiri. Pulau ini oleh penduduknya dinamakan Bali. Inilah yang mereka laporkan kepada Raja Belanda pada waktu itu.

Kemudian pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari Eropa datang ke Bali. Hal ini terjadi berkat dari kapal-kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijke Paketcart Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah-rempah ke Indonesia dan juga agar kapal-kapal tersebut mendapat penumpang dalam perjalanannya ke Indonesia lalu mereka memperkenalkan Bali di Eropa sebagai (the Island of God).

Dari para wisatawan Eropa yang mengunjungi Bali terdapat pula para seniman, baik seniman sastra, seniman lukis maupun seniman tari. Dalam kunjungan berikutnya banyak para seniman tersebut yang menulis tentang Bali seperti :

Seniman Sastra

Dr Gregor Krause adalah orang Jerman yang dikirim ke Wetherisnds East Idies (Indonesia) bertugas di Bali pada tahun 1921 yang ditugaskan untuk membuat tulisan-tulisan dan foto-foto mengenai tata kehidupan masyarakat Bali. Bukunya telah menyebar ke seluruh Dunia pada tahun 1920 yang bersangkutan tinggal di Bangli.
Miguel Covarrubias dengan bukunya the Island of Bali tahun 1930
Magaret Mead
Collin Mc Phee
Jone Bello
Mrs Menc (Ni Ketut Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise
Roelof Goris dengan bukunya Prasasti Bali menetap di Bali tahun 1928
Lovis Conperus (1863-1923) dengan bukunya Easwords (Melawat ke Timur) memuji tentang Bali terutama Kintamani.
Seniman Lukis

R. Bonet mendirikan museum Ratna Warta
Walter Spies bersama Tjokorde mendirikan yayasan Pita Maha. Disamping dikenal sebagai pelukis ia juga mengarang buku dengan judul Dance dan Drama in Bali. Pertama kali ke Bali tahun 1925.
Arie Smith yang membentuk aliran young artist
Le Mayeur orang Belgia mengambil istri di Bali tinggal di Sanur tahun 1930 dengan Museum Le Mayeur di Bali 5. Mario Blanco orang Spanyol juga seorang pelukis beristrikan orang Bali dan menetap di Ubud.
Dan banyak lagi seniman baik asing maupun Nusantara disamping menetap, mengambil obyek baik lukisan maupun tulisan mengenai Bali. Dan tulisan-tulisan mengenai Bali mulai tahun 1920 sudah menyebar keseluruh Eropa dan Amerika.

Para Wisatawan asing yang sudah pernah ke Bali lalu menceritakan pengalaman kunjungannya selama di Bali kepada teman-temannya. Penyebaran informasi mengenai Bali baik karena tulisan-tulisan tentang Bali maupun cerita dari mulut ke mulut menyebabkan Bali dikenal di manca negara. Bahkan sampai saat ini nama Bali masih lebih dikenal umum dibandingkan dengan nama Indonesia di mancanegara.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka penyebaran informasi mengenai daerah tujuan wisata (DTW). Bali selalu mengutamakan nama Indonesia, baik itu penyebaran informasi melalui brosur-brosur maupun pada pameran-pameran yang diadakan di negara asing. Sehingga dengan demikian diharapkan nama Indonesia lebih dikenal dan dipahami bahwa Bali adalah salah satu propinsi yang ada di Indonesia dan merupakan bagian dari Indonesia, bukan sebaliknya.

Untuk menampung kedatangan wisatawan asing ke Bali maka pada tahun 1930 didirikanlah hotel yang pertama di Bali yaitu Bali Hotel yang terletak di jantung kota Denpasar, disamping itu juga ada sebuah pesanggrahan yang terletak di kawasan wisata Kintamani.

Pesanggrahan sangat strategis untuk dapat melihat pemandangan alam Kintamani yang unik dan mempunyai daya tarik tersendiri di mata wisatawan, bahkan pesanggrahan tersebut sangat strategis untuk menyaksikan saat Gunung Batur meletus maupun mengeluarkan asap.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, saat Gunung Batur meletus banyak roh-roh halus menyebar di sekitar Kintamani, karena itu masyarakat setempat membuat upacara agar ketentraman Desa terpelihara.

Pada saat Gunung Batur meletus pada tahun1994 yang lalu kawasan Kintamani makin banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi kegiatan Gunung Batur. Dan masyarakat setempat pun kebagian rezeki dari kunjungan tersebut.

Nama Bali makin terkenal setelah pada tahun 1932 rombongan Legong Peliatan melanglang buana ke Eropa dan Amerika atas prakarsa orang-orang asing dan pada tahun berikutnya makin banyak saja seni tari Bali yang diajak melanglang buana ke mancanegara. Selama pementasan selalu pertunjukan tersebut mendapat acungan jempol.

Makin terkenalnya nama Bali di mancanegara, kunjungan wisatawan asing makin banyak datang ke Bali. Berbagai julukan diberikan kepada Bali antara lain :

The Island of Gods
The Island of Paradise
The Island of Thousand Temples
The Morning of The World oleh Pandit Jawahral Nehru
The Last Paradise on Earth dan lain sebagainya.
Kesemarakan Pariwisata Bali pernah terhenti karena meletusnya Perang Dunia I tahun 1939 - 1941 dan Perang Dunia II tahun 1942-1945 dan dilanjutkan dengan Revolusi Kemerdekaan RI tahun 1942-1949.

Baru pada tahun 1956 kepariwisataan di Bali dirintis kembali. Pada tahun 1963 didirikan Hotel Bali Beach (Grand Bali Beach sekarang) dan diresmikan pada bulan November 1966. Hotel Bali Beach (Grand Bali Beach) mempunyai sejarah tersendiri dimana merupakan satu-satunya hotel berlantai 9 (sembilan) tingginya lebih dari 15 meter.

Hotel ini dibangun sebelum ada ketentuan bahwa bangunan di Bali maksimal tingginya 15 meter, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kdh. Tk. I Bali tanggal 22 November 1971 Nomor 13/Perbang. 1614/II/a/1971. Isinya antara lain bahwa bangunan di Daerah Bali tingginya maksimal setinggi pohon kelapa atau 15 meter.

Hotel Bali Beach dibangun atas biaya dari rampasan perang Jepang. Hotel tersebut pernah terbakar pada tanggal 20 Januari 1993, pada saat hotel tersebut terbakar terjadi keanehan yaitu kamar nomor 327, satu-satunya kamar yang tidak terbakar sama sekali.

Setelah Hotel Bali Beach diresmikan pada bulan November 1966 maka bulan Agustus 1969 diresmikan Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional. Kepariwisataan di Bali dilaksanakan secara lebih intensif, teratur dan terencana yaitu ketika dimulai dicanangkan Pelita I pada April 1969.

Informasi Tour Murah klik disini

Obyek Wisata Di Bali



Obyek wisata apa saja yang ada di Bali?
Tentu banyak sekali tempat atau objek dan atraksi wisata pilihan yang menjadi favorit wisatawan yang patut anda kunjungi selama liburan di bali. Berbagai obyek wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata pendidikan, wisata bahari, wisata petualangan, wisata belanja sampai wisata kuliner semua lengkap ada di Bali.

Anda bisa mengikuti program tour di bali yang telah kami sediakan, ataupun charter mobil plus sopir dan BBM, untuk bisa menikmati keindahan obyek wisata di Bali. Menikmati indahnya matahari terbenam di pantai Kuta, menikmati keindahan Gunung Batur dan Danau Batur, kesejukan kawasan Bedugul, keunikan dan nilai sejarah Pura yang ada di Bali, berkunjung ke desa kuno atau berjalan-jalan seputaran Ubud yang romantis.

Selain itu anda juga bisa mencoba atraksi wisata petualangan seperti arung jeram/rafting, watersport di Tanjung Benoa, naik gajah, atv ride dan makan malam romantis di kapal pesiar. Untuk anda yang suka berbau seni budaya, cobalah menonton tari barong dan kecak, atau tari tradisional Bali lainnya atau juga berkunjung ke galery lukisan dan museum seni yang ada.

Keindahan pulau Bali juga bisa anda nikmati dalam paket liburan di bali Bali yang telah kami siapkan mulai dari Paket 3 hari sampai 7 hari. Jika anda sedang berbulan madu, anda bisa menikmatinya lewat paket bulan madu kami.

Dengan semua informasi pariwisata yang kami sediakan, kami harapkan bisa memudahkan wisatawan selama liburan di Bali. Berikut daftar lengkap obyek wisata favorit di bali klik disini






Informasi Wisata Di Bali

Jalur Penerbangan

Bandara Ngurah Rai Bali dilayani 15 maskapai penerbangan internasional. Sampai sekarang Singapore Airlines dan Garuda Indonesia memiliki frekuensi penerbangan paling tinggi. Tersedia juga layanan penerbangan oleh Maskapai Penerbangan dalam negeri yang menghubungkan Bali dengan Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, dan kota-kota besar di Indonesia. Kebanyakan maskapai penerbangan menempuh jarak pendek dari dan ke Singapura, Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Hong Kong, Taipei dan bandara utama di Australia dan Jepang. Biasanya, maskapai penerbangan internasional langsung terbang ke Bali atau transit melalui salah satu lapangan udara terdekat.

Bandara 

Bandara internasional Ngurah Rai sering disebut Denpasar atau DPS on air ticket, melayani semua penerbangan domestik dan internasional. Bandara letaknya strategis menghubungkan kawasan wisata di Bali: 30 menit ke Sanur, 15 menit ke Nusa Dua, 60 menit ke Ubud, 40-50 menit ke Tabanan/Tanah Lot, 20-30 menit ke Kuta. Tersedia taxi resmi bandara yang melayani penumpang dari bandara ke semua tempat di Bali dengan harga sekitar (US$ 2.50-$45.00). Bagi rombongan tour secara istimewa ditemui oleh staff perwakilan DMC (Destination Management Company) yang mengatur proses transportasi ke
hotel/villa.

Retribusi Bandara

Rp. 100.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) per orang yang mendarat dengan penerbangan internasional, sedangkan Rp. 35.000,- (Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah), bagi yang mendarat dengan penerbangan domestic. Jalur Darat

Jalur Darat

Setelah menyeberang di Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk, bus bus umum menuju ke Terminal Ubung di Denpasar dengan waktu tempuh sekitar 3 jam berkendara. Semua kendaraan jalur darat melintasi jalur propinsi dengan kualitas aspal hot mix yang mulus, namun cukup padat, dan banyak tikungan di jalur hijau ini. Perlu kesabaran dan kewaspadaan bagi pengendara. Pastikan rem, lampu, klakson, ban dan mesin kendaraan dalam kondisi layak jalan jarak jauh.

Terminal

Bus jurusan Probolinggo, Malang, Surabaya paling banyak beroperasi di Terminal Ubung, selain juga bus-bus jurusan Lombok, dan angkutan kota untuk jalur antar kota di Bali. Jam pemberangkatan bis kelas business dari pagi sampai pukul 21.00 WITA, selebihnya dilayani bus ekonomi. Khusus untuk hari besar (Maulud Nabi, Natal. Lebaran), jam pemberangkatan sering maju atau lebih awal, dan terjadi kelangkaan bila tidak ada penambahan armada. Pembelian tiket bus dapat dilakukan lewat agen perjalanan, atau membeli (tawar-menawar) di terminal. Cerdiklah menawar dan memastikan kualitas bus pilihan Anda!

Angkutan Kota

Meskipun tak sebanyak di P.Jawa, masih tersedia angkotan umum untuk beberapa jalur di kota Denpasar dan sekitarnya setiap hari. Tarif dasar untuk jarak pendek 2 km per orang Rp. 3000 – Rp.6000,- selebihnya bervariasi bergantung jumlah barang. Operasi angkutan umum rata-rata sampai pukul 22.00 dan hanya melayani jalur-jalur tertentu, semisal Kreneng- Sanur.

Taxi

Pelayanan Taxi tersedia 24 jam dengan bermacam operator Taxi di seluruh wilayah Bali. Harga dihitung menurut Cargo atau bergantung kesepakatan dengan sopir. Pastikan anda sepakat dengan tariff sebelum naik. Start awal mulai dari Rp.5000,-, dan biaya per kilometer adalh Rp.4000. Tarif tunggu Rp.30.000 per jam.

Rental Motor

Persewaan kendaraan roda 4, roda 2, bus mudah ditemukan di pinggir-pinggir jalan besar, misalnya jalan utama di Denpasar, Kuta, Legian. Juga tersedia operator rental mobil & sepeda motor resmi. Harga dan tipe kendaraan bervariasi dengan bermacam fungsi guna persewaan: sewa bisnis, sewa tour, sewa perorangan.

Mesin ATM

ATM (Automated Teller Machines) tersedia di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, semisal di Mall, Restoran, pusat-pusat pertokoan.

Komunikasi Email & Internet

Koneksi internet banyak tersedia dengan bermacam provider. Warung internet, Internet café, fasilitas Wi-Fi, Hot Spot mudah ditemukan di setiap ruas jalan, khususnya jalan utama di Bali, juga di hampir semua hotel menyediakan fasilitas internet dengan harga rasional.

Telepon & Fax

Kode Internasioanl Indonesia yaitu +62. Fasilitas roaming internasional dapat menghubungkan pengguna telepon, kecuali di beberapa daerah pelosok di Bali. Toko HP, Pulsa, Kartu Telepon dengan bermacam merk tersebar di seluruh wilayah Bali. Jasa pelayanan informasi, silahkan menghubungi 108, atau operator tour & hotel Anda. Hotel dan Resort menyediakan fasilitas telepon saluran internasional.

Bahasa

Bahasa Indonesia dan bahasa Bali menjadi bahasa publik dan pergaulan bagi warga Negara Indonesia di Bali. Sementara bahasa Ingris menjadi bahasa lisan dan tulisan yang paling sering dipakai di kawasan wisata dan bisnis pariwisata. Sangat mudah mencari pemandu wisata atau penerjemah bahasa asing (Jepang, Mandarin, Rusia, Italia, Belanda) di Bali. Tak ketinggalan, jasa jasa kursus bahasa asing dan bahasa Indonesia tersedia.

 Media Massa

Koran – Majalah – Booklet tersedia di tempat umum untuk WNI, atau para ekspatriat, dan wisman. Koran Lokal, Nasional dan Internasional meramaikan Bali. Hampir semua media memakai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Cakupan informasi beragam, khususnya informasi iklan wisata, dan produk barang/ jasa.

Fasilitas Kesehatan

Banyak hotel memberikan pelayanan dokter panggil, juga klinik kesehatan. Fasilitas kesehatan dan staff internasional juga tersedia, semisal BIMC yang beroperasi 24 jam, & 7 hari seminggu. Bali juga memiliki Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,yang memiliki falisitas penanganan trauma dan donor darah modern. Apotik, dan farmasi banyak tersedia. Sangatlah berguna bila Anda membawa resep dokter, atau catatan sejarah kesehatan untuk membantu diagnosa yang tepat terkait keluhan-keluhan yang diderita.

Penginapan

Tersedia pelayanan hotel resort sesuai dengan pilihan dan kocek Anda. Kawasan Bali bisa dibagi menjadi kawasan: Utara (Lovina, Pemuteran), Selatan (Jimbaran, Denpasar, Kerobokan, Kuta, Legian, Nusa Dua, Sanur, Seminyak, Tanjung Benoa, Tuban), Barat (Canggu, Tabanan), Timur (Amed, Candi Dasa, Lembongan, Manggis), Tengah (Bedugul, Ubud) Pesona Pantai, Gunung, desa tradisional dan hiburan metropolis bisa ditemukan dan rasakan di Pulau Dewata

Kependudukan

Populasi di Bali sekitar 3 juta juwa tersebar di 8 kabupaten, dan yang terpadat di kawasan selatan.

Agama

Sebagian besar memeluk agama Hindu, dan sebagian kecil memeluk Islam, Kristen dan Buddha.

Tempat Sembahyang

Bali adalah tanah seribu Pura. Di setiap tempat pasti dijumpai Pura dan setiap pagi/sore orang Bali memiliki ritual khusus, selain hari-hari besar yang telah ditentukan oleh adat & agama Hindu Bali. Bagi pemeluk agama selain Hindu, tersedia Gereja, Masjid, Vihara di beberapa tempat tertentu. Informasi jadual ibadah dan tempat dapat diperoleh di staff reseption hotel anda. Semua hidup berdampingan dan rukun bersaudara di Bali. Bahkan di kawasan Nusa Dua, ada komplek The Puja Mandala dekat Nusa Dua terdapat bangunan bersama untuk ibadah umat Hindu, Islam, Kristen, Budha.

 Tentang Bali klik disini 

Informasi Tentang Pulau Dewata


Bali membentang dari ujung Barat hingga ujung Timur sepanjang kurang-lebih 153 kilometer dan dari Utara ke Selatan sepanjang kurang-lebih 112 km. Menurut data dari BPS Bali per 2012, pulau yang memiliki luas wilayah 5,780.06 kilometer persegi ini dihuni oleh 4.22 juta jiwa, dengan kepadatan rata-rata 730 jiwa per satu kilometer persegi.

Dari total 4.22 juta penduduk, 89% suku Bali, 7% suku Jawa, 1% disebut Bali Aga, dan 1% suku Madura. Dan ada sekitar 30 ribu orang warga negara asing (WNA) yang menetap di Bali hingga akhir 2012. Dalam hal agama/kepercayaan yang dianut, 92.29% penduduk Bali adalah penganut Hindu, 5.69% Muslim, 1.38% Katolik dan Kristen, serta 0.64% penganut Budha.

Ada 3 macam bahasa yang digunakan di Bali. Penggunaan Bahasa Bali lebih banyak mendominasi di wilayah-wilayah pedesaan dan pinggiran. Di perkotaan (seperti Denpasar) dan daerah wisata (seperti Kuta, Seminyak, dan Nusa Dua) penduduknya lebih banyak menggunakan Bahasa Indonessia. Bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kawasan wisata, adalah Bahasa Inggris, disusul dengan Jepang, Perancis, Spanyol dan Italia.

Mata pencaharian penduduk Bali saat ini mayoritas berhubungan dengan sektor pariwisata, dagang, pertanian/perkebunan, pengerajin, pekerja seni dan pegawai pemerintah. Bali juga dikenal sebagai pulau dimana penduduknya sangat kuat memegang adat/tradisi, seni dan budaya.

Itulah gambaran umum tentang Bali yang lumrah diketahui. Adakah hal lain yang belum banyak diketahui? Jawabannya: Banyak. Namun POPBALI memilih 10 hal saja.

kapan bali di tempati?

Bali diperkirakan telah dihuni sejak tahun 2000 Sebelum Masehi oleh golongan atau ras Austronesia, orang-orang yang bermigrasi dari daratan India dan Cina. Sebuah prasasti batu yang menunjukan tahun itu ditemukan di Desa Cekik, Jembrana (Bali Barat).

Dari budaya dan bahasa yang digunakan pada saat itu, para ahli purbakala dan antropolog berkesimpulan bahwa orang Bali memiliki kedekatan dengan orang-orang yang menghuni wilayah lainnya di Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh seperti: orang Indonesia lainnya, orang Malaysia, Singapura dan Filipina.


Kapan nama bali di gunakan?

Nama “Bali Dwipa” (=Pulau Bali) disebutkan di beberapa prasasti dan plakat, salahsatunya prasasti Blanjong yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa tahun 914 dan menyebutkan kata “Walidwipa” yang artinya “Pulau Bali”.

Disebutkan juga bahwa pada masa inilah sistim pengairan tradisional “Subak” mulai diterapkan di Bali. Saat ini subak telah diakui sebagai salahsatu “Warisan Budaya” dunia (world’s heritage) oleh UNESCO, badan PBB yang membidangi pendidikan dan kebudayaan. (Ref: “Cultural Landscape of Bali Province”, UNESCO, 2012)

Kapan Orang Bule Pertama Kali Datang?
Kedatangan orang barat (asing) ke Bali untuk pertamakalinya diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Dewa Agung tahun 1585 saat mana sebuah kapal laut berbendera Portugis mendarat di Bukit.

Pada tahun 1597 seorang penjelajah Belanda bernama Cornelis de Houtman tiba di Bali, yang kemudian berlanjut menjadi penjajahan Hindia Belanda dengan VOC-nya (1602) di seluruh wilayah Nusantara.

Kendali politik dan ekonomi Belanda terhadap Bali dimulai sejak 1840, masuk mulai dari wilayah Utara (sekarang Buleleng) menuju ke daerah Selatan dimana perang saudara antara kerajaan-kerajaan di Bali Selatan sedang berkecamuk.

Kapan Bali Jadi Destinasi Wisata International?

Meskipun kunjungan orang asing ke Bali sudah terjadi sejak 1585, pariwisata belum terjadi pada saat itu. Kedatangan mereka semata-mata untuk berdagang yang berlanjut menjadi kolonialisme atau penjajahan—mulai dari jaman portugis dilanjutkan dengan Belanda dan Jepang.

Hingga antropolog Margaret Mead-Gregory Bateson, 2 orang seniman Miguel Covarrubias-Walter Spies, dan seorang musikus Colin McPhee mempublikasikan karya-karyanya yang menggambarkan tentang Bali sebagai “pesona estetika dari tanah yang berdamai dengan dirinya sendiri dan alam” di tahun 1930-an.

Publikasi merekalah yang pertamakali membuat wisatawan internasional tergugah dan penasaran ingin melihat Pulau Bali.

Sejak saat itu Bali dikunjungi oleh wisatawan internasional. Sejak saat itu Bali menggeliat menjadi destinasi wisata yang selalu dibanjiri turis setiap tahunnya

Kapan Tragedi Besar Di Bali?

Sebelum moncer seperti saat ini, Bali pernah melewati masa-masa suramnya, saat mana ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal dan terbunuh oleh peristiwa tragis yang dicatat oleh sejarah.

Tragedi pertama terjadi di tahun 1963 ketika gunung tertinggi di Bali, yakni Gunung Agung, memuntahkan lahar panas dan lahar diingin yang abunya menyebar dari ujung Timur hingga Barat pulau.

Disamping kehilangan rumah, mereka juga kehilangan lahan garapan. Kondisi itu membuat ribuan penduduk Karangasem terpaksa mengungsi ke kabupaten-kabupaten lain, bahkan hingga ke luar Pulau.

Di masa pemerintahan Orde Baru, penduduk Bali yang kehilangan tempat tinggal dan lahan ditransmigrasikan ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sejak saat itu orang Bali yang aslinya bukan tipe perantau banyak yang mulai hidup di luar Bali, utamanya di daerah-daerah transmigrasi.

Fauna Di Bali Apa Saja?

Setidaknya sampai awal abad ke-20, fauna yang hidup di pulau Bali bukan hanya “Jalak Bali”, melainkan bermacam-macam, termasuk mamalia besar seperti Banteng, Macan Tutul dan Macan Kumbang.

Sampai saat ini Banteng Bali masih ada, namun bukan jenis liar, melainkan jenis banteng jinak yang dijadikan hewan peliharaan oleh masyarakat Bali yang sebagiannya masih bertani.

Macan Kumbang dan Macan Tutul kini telah punah. Menurut “IUCN Red List of Threatened Species” sisa macan terakhir tertembak di tahun 1937. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa spesies jenis lainnya masih ada hingga tahun 1940-1950-an.








Senin, 08 Juli 2013

Bali Primitive Tour





Bagi kamu yang ingin menikmati nuansa asli alam Bali dengan kebudayaan yang masih terpelihara sampai saat ini, mari bergabung dengan program tour yang kami tawarkan berkunjung ke Desa Tradisional Trunyan.
Desa Trunyan adalah desa yang terletak di tepi Danau Batur berdampingan dengan Gunung Batur (1.717 M) yang berada di Kec. Kintamani, Kab. Bangli dengan ketinggian ± 1.038 Mt dari permukaan laut. Desa Trunyan mempunyai sejarah yang unik. Sejarah Desa Trunyan telah tercatat sejak dimulainya Sejarah Bali Kuno pada abad 10 M. Nama TRUNYAN menurut etimologinya berasal dari kata TARU MENYAN yaitu nama sebatang pohon kayu yang mempunyai bau yang sangat harum.
Berangkat dari hotel menuju ke Kintamani dan setibanya di sana langsung berganti kendaraan untuk menuju Desa Tradisional Trunyan ( lewat jalur darat ) untuk melihat sistem pertanian tradisional, kuburan bayi ( rare ) serta kuburan suci ( wayah ) dan melihat mayat yang tidak di kubur tapi di taruh di atas tanah tanpa mengeluarkan aroma bau bangkai.
Setelah dari Desa Trunyan langsung menuju pemandian air panas yang ada di kawasan Toya Bungkah dan makan siang di lokal restauran dan selanjutnya menuju Tirtha Empul Tampaksiring dan kembali ke hotel.

HARGA PAKET :  Rp. 970.000 / orang, min. 2 orang

Harga sudah termasuk :
- Transportasi AC, rute htl ke Kintamani dan Trunyan
- Lunch di Toya Bungkah
- Guide
- Tiket objek wisata
Untuk info lebih lengkap klik disini